Friday, June 25, 2010

Ide Bisnis dan Rencana Usaha

Apa kabar teman,

Saya kira ide yang kreatif akan lahir bersumber dari pemahaman atas kebutuhan dan keinginan (peluang) yang disertai dengan suatu keterampilan (Kompetensi). Apa bila tidak, maka ide hanya sekedar ide ... tampa realisasi




Darimana modalnya? Bagaimana kalau kita wujudkan ide bisnis tersebut menjadi sebuah rencana usaha (Business plan) yang benar-benar layak apa bila diwujudkan menjadi bisnis. Tentu kita harus kerja keras untuk mewujudkannya, dimulai dari melakukan riset pasar, membuat rencana pemasaran, rencana mengelola dan rencana keuangan.

Inilah investasi (keuntungan tertunda) kita sekaligus modal yang tidak akan pernah habis. Semakin teruji rencana bisnis kita, maka akan semakin meyakinkan untuk memperoleh modal pinjaman dari saudara, teman atau pemodal (investor) atau kita ajukan ke program pemerintah (bantuan) atau LSM (biasanya hibah) dsb. Atau karena yakin dengan renana bisnis tersebut, maka bisnis akan kita mulai dari yang kecil terlebih dahulu lalu perlahan-lahan kita besarkan, atau setelah bisnis berjalan kita mencari mitra (bekerjasama) agar lebih cepat menjadi besar

Ide Bisnis & Rencana usaha = mimpi kita, harapan kita yang membuat hidup ini semakin menggairahkan ...

Wednesday, June 23, 2010

Ide Bisnis


Setiap bisnis berasal dari sebuah ide. Ide Bisnis bisanya bersumber dari peluang yang menggambarkan ada kebutuhan dan keinginan terhadap suatu jenis produk, barang atau jasa. Ketika menemukan peluang, Anda perlu menjelaskannya kedalam sebuah ide bisnis. Ide bisnis biasanya singkat dengan penjelasan secara rinci 4 pertanyaan sebagai berikut





Apa
Produk barang atau jasa apa yang akan dijual? Ide bisnis harus berdasarkan pada yang terbaik yang Anda miliki untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan calon pelanggan kita. Mungkin Anda mempunyai pengalaman pada jenis bisnis tertentu atau Anda mempunyai keterampilan atau memiliki informasi yang memadai dari kebutuhan dan keinginan tersebut. Ide bisnis akan membantu mengarahkan apa yang sebaiknya harus dilakukan.

Siapa
Siapa yang akan membeli produk Anda? Pelanggan Anda bisa perorangan atau kelompok atau pebisnis lainnya. Mereka mungkin berada di suatu daerah atau tersebar di beberapa daerah, atau bahkan seluruh daerah. Apakah Anda hanya akan menjualnya kepada jenis pelanggan tertentu atau ke semua orang di suatu daerah? Sangat penting untuk menggambarkan secara jelas; kepada siapa produk Anda akan dijual?

Bagaimana
Bagaimana cara Anda menjual produk? Jika berencana untuk membuka sebuah toko, tentu hal ini akan mudah. Tetapi, bagaiman jika ide Anda memproduksi atau menjual jasa? Bagaiman kalau kita memiliki keterbatasan tempat?

Yang Mana
Kebutuhan dan keinginan pelanggan yang mana yang akan dipenuhi? Dengarkan calon pelanggan Anda, apa yang dibutuhkan dan apa yang mereka inginkan?

Produk Anda (barang atau jasa) harus menawarkan sesuatu yang “khusus” dan ”Berbeda” dibandingkan produk yang sejenis dari pesaing. Jika menawarkan terlalu banyak jenis produk ke berbagai macam jenis pelanggan, kita akan sulit untuk tetap eksis dan diperhatikan oleh mereka. Tetapi jika kita mengkhususkan satu atau sedikit produk yang ditawarkan kepada pelanggan yang spesifik, maka akan semakin mudah diterima oleh pelanggan.

Kebanyakan pengusaha baru membuat kesalahan yang sama ketika mereka mengembangkan ide bisnis. Mereka berpikir bahwa pasti akan ada permintaan dari pelanggan. Produk barang atau jasa yang baru bukan berarti akan selalu terdapat permintaan. Pada saat memulai bisnis, pastikan terlebih dahulu bahwa ide bisnis Anda berdasarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Monday, April 5, 2010

3 kompetensi Kunci Untuk Para Profesional

Roda waktu terus bergerak, dan hidup terus menggelinding. Dalam perjalanan panjang itu kita terus menerus diminta untuk merekahkan segenap potensi dan kapabilitas. Kita terus ditagih untuk membentangkan ruang pertumbuhan agar self-competency bisa selalu bermekaran. Sebab, tanpa spirit untuk melakukan never ending self-improvement, tidakkah itu berarti kita telah membunuh asa untuk menjadi insan yang lebih sempurna?



Dan persis disitulah kita kemudian digedor pertanyaan yang bunyinya begini : adakah kompetensi kita hari ini lebih baik dibanding sebulan atau setahun silam? Adakah kompetensi kita selama ini bisa terus dibentangkan menuju titik-titik kesempurnaan? Atau sebaliknya : selama ini kompetensi kita going nowhere - redup dan kian terkoyak ditengah roda waktu yang terus bergerak?

Namun pertanyaan lain yang mungkin tak kalah penting adalah ini : kalaulah kita masih punya spirit untuk terus bergerak, untuk terus melenting, untuk terus menemukan ruang dimana kompetensi kita bisa menemukan tempat terindah agar tumbuh bermekaran; maka jenis kompetensi apa yang layak dikuasai? Kepingan kompetensi seperti apa yang mesti didekap erat agar kita bisa menjadi insan yang lebih sempurna, insan yang lebih paripurna?

Ditengah keriuhan hari Senin pagi yang mulai membuncah, ditengah tumpukan pekerjaan yang sebentar lagi mungkin akan menenggelamkan Anda – maka ijinkan saya untuk menyelipkan sekeping narasi tentang 3 jenis kompetensi yang barangkali penting untuk direnungkan. Ada begitu banyak ragam kompetensi yang mungkin harus kita kuasai; namun tiga kompetensi ini merupakan core competencies yang patut ditelisik dengan penuh kesungguhan. Inilah tiga jenis kompetensi yang barangkali akan membekali kita dalam petualangan panjang menjadi insan yang kian sempurna.

Kompetensi yang pertama adalah ini : strong need for achievement. Gantungkan cita-citamu setinggi langit, nak. Begitu kidung yang dulu pernah kita dengar dengan penuh nada syahdu dari ibu kita. Tidak pernah orang tua kita berujar : gantungkan cita-citamu setinggi plafon rumah, nak.

Maknanya jelas : hidup kita terasa akan lebih sumringah kalau saja dalam raga ini bersemayam sejenis keteguhan untuk mengukir hasil kerja terbaik. Sebuah orientasi yang kental dengan semangat untuk merajut sebuah karya yang bermakna (meaningful achievement). Sebuah sikap untuk mempersembahkan kepingan pekerjaan yang layak diapresiasi.

Dan sungguh, orientasi semacam itu akan mendorong setiap insan untuk menghamparkan tanggungjawab dan dedikasi, kegigihan dalam bekerja, keihklasan dalam bertindak, dan spirit saling bekerjasama demi tercapainya common goals and purposes. Tidakkah lingkungan kita (kantor, organisasi, perusahaan) akan menjelma menjadi taman yang begitu indah kalau setiap insan bisa punya kompetensi semacam itu?

Kompetensi yang kedua adalah ini : learning spirit. Alunan ilmu terus mengalir sederas ombak di lautan, dan pengetahuan terus menetes seperti hujan di pagi hari. Lalu kalau kita tidak memiliki kegairahan untuk terus memetik sejumput ilmu, bukankah kita hanya akan menjadi manusia-manusia yang tidak relevan?

Itulah kenapa kompetensi ini begitu penting : sebab dengan semangat untuk meringkus kepingan pengetahuan yang luas membentang, benih ketrampilan dan keahlian kita bisa terus tumbuh berkembang. Itulah kenapa Anda harus terus menenggelamkan diri Anda dalam beragam aktivitas pembelajaran : ikut seminar atau pelatihan yang relevan, menjelajah pengetahuan secara online, rajin membaca buku, atau selalu bergairah untuk melakukan sharing knowledge dengan rekan sekantor.

Kompetensi yang terakhir adalah : spirituality intelligence. Tentu saja hidup akan lebih mulia dan indah kalau segenap pekerjaan yang kita lakukan di kantor selalu bisa ditautkan pada sejenis pengabdian kepada Sang Pemberi Pekerjaan. Inilah sebuah kompetensi yang akan terus mengajak kita untuk terus bersandar pada etika moralitas, perilaku kerja yang sarat integritas, dan juga kuyup dengan tindakan yang penuh keluhuran.

Dan itulah sejenis kompetensi yang akan terus menggandeng kita untuk tenggelam dalam aura religiusitas yang menghanyutkan dan kemuliaan hidup yang menentramkan.

Sidang pembaca Blog Strategi + Manajemen yang budiman, demikianlah tiga jenis kompetensi dan etos hidup yang mungkin layak kita genggam dengan sepenuh sukma.

Achievement orientation yang menggumpal. Learning spirit yang terus membahana. Dan semuanya dibalut dalam spirituality intelligence yang penuh keagungan. Hidup barangkali akan terasa begitu wangi kalau saja kita bisa menjalankan tiga kompetensi ini dengan penuh keteguhan.

disadur dari http://strategimanajemen.net/2010/03/29/3-kompetensi-kunci-untuk-para-profesional-sejati/

Sunday, March 21, 2010

Inspirasi dari desa Labuan, Selong - NTB

Abon Ikan ”Ibu Rukmini”

Sumber Inspirasi akan selalu ada dimana saja dan terkadang tidak terduga. Suatu hari dalam kunjungan terakhir saya di kota Selong – Lombok Timur, badan dan pikiran yang semula lelah dan sumpek berubah menjadi semangat berlapis baja setelah bertemu dengan Novi .

”Mimpi saya, Abon Ikan akan menjadi ciri khas produk makanan daerah kami ”, ujar Novi salah seorang alumnus pelatihan SYB dari desa Labuan – Lombok Timur. Semula ia menjual ikan bakulan secara serabutan sejak tahun 2003 di Pasar Rakyat dekat rumahnya, setelah mengikuti pelatihan Start Your Business (SYB) yang diselenggarakan oleh Yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) di Selong pada tahun 2007, ia melihat peluang membuat produk abon ikan.

Novi membuat Rencana Usaha dan mengajukan pinjaman sebesar Rp. 2 juta kep
ada Lembaga Keuangan Mikro ABMI. Mengapa Abon Ikan? Bagi Novi, memproduksi abon ikan lebih menguntungkan dibandingkan sekedar menjual ikan bakulan. Selain itu, ia dapat menampung ikan hasil tangkapan masyarakat disekitarnya sekaligus memperkerjakan para mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang banyak berasal dari daerahnya. ”Sekarang saya memperkerjakan sekitar 10 orang ibu-ibu mantan buruh migran dan keluarganya, saya senang karena selain mendapatkan penghasilan juga dapat membantu mereka. Hidup terasa lebih berarti ” ujarnya .

Bagi Novi, SYB telah membantun dirinya mencari ide bisnis, mengelola keuangan (arus kas), menjalin kemitraan saat membangun bisnis dan strategi pemasaran. ”Setelah mengikuti pelatihan, saya menjadi lebih mengerti bagaimana berbisnis, terutama saat menjalin kemitraan dan melakukan pemasaran” ujarnya. Bagi Novi, kemitraan, kejujuran dan kepuasan pelanggan adalah kunci utama sukses dalam berbisnis

Ketika ditanya; mengapa merk produknya ”Ibu Rukmini”? Novi menjelaskan : ”Rukmini nama ibu saya, ia yang mengajarkan saya bagaimana membuat Abon Ikan, ia berjasa membuat hidup saya menjadi lebih baik sekarang.” Kini, Abon Ikan ”Ibu Rukmini” sudah beromset rata-rata 25 kg perbulan dan menjadi salah satu menu makanan vaforit bagi mereka yang menunaikan ibadah haji di Selong karena mudah dibawa, tahan lama dan tentu terasa nikmat. Novi terus berupaya mengembangkan bisnisnya, ” saat ini saya sedang mencari mesin mesin pres dan lem untuk kemasan serta timbangan di gital” ujarnya.

Anda berminat abon ikan dari Labuan - Selong? Silahkan kontak Langsung; Novi no telp. 081
8057 16085

Teman, sumber Inspirasi bisa datang dari mana saja ...