Monday, February 23, 2009

Hal menarik dari isu Industri Kreatif

Teman, cukup menarik mengikuti perkembangaan isu “Industri Kreatif” yang dicanangan oleh pemerintah akhir-akhir ini. Mengapa menarik ? Karena industri kreatif ini memiliki daya saing global yang berpotensi untuk terus dikembangkan. Menurut salah satu sumber, Industri kreatif di Indonesia sampai tahun 2007 telah menyumbangkan 5% produk domestik bruto/PDB, dan diharapkan akan mengalami peningkatan sampai 10% di tahun-tahun mendatang, untuk mengimbangi perkembangan industri kreatif dunia yang saat ini telah mencapai rata-rata 20% dari total PDB di Negara maju. Industri ini telah menjadi potensi sumber Devisa yang tidak akan pernah habis dibandingkan sumber daya lainnya, karena Industri Kreatif bertumpu pada bakat, keahlian dan kreatifitas … sumber daya harapan kita dimasa yang akan datang.

Menarik, karena disatu sisi komunitas industri kreatif beranggapan bahwa program pemerintah ini berpotensi tidak menyentuh mereka. “Terus terang, kita ini sulit mengakses pemerintah kota (Bandung) untuk mensosialisasikan hal ini. Selama ini kita masih sulit ngobrol dengan pengelola kota. Ngobrolnya masih underground, masih sesama kita saja. Susah sekali ngobrol dengan pemda" jelas Ridwan salah seorang pelaku industri kreatif di Bandung.

Simak pula tulisan Imam Brotoseno mengenai Creative Industry Indonesia; “Dalam seminar dan diskusi yang membosankan itu, jelas sudah bahwa Pemerintah tidak punya visi bagaimana memahami industri kreatif itu. Bayangannya otak - otak manusia Indonesia harus kreatif, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan memajukan ekpsor. Pemerintah hanya tut wuri handayani. Padahal tidak sesimpel itu. Ada hal hal yang perlu dipikirkan mulai law enforcement, birokrasi dan apresiasi. Belum masalah disintegrasi antar Departemen yang amburadul. Sampai sekarang Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Kementerian Riset dan Teknologi, Departemen Komunikasi dan Informasi, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata belum memiliki pemetaan tentang industri kreatif.

Perlu kita ketahui, Industri kreatif di Bandung (sebagai barometer) salama ini tumbuh dari semangat komunitas yang dilakoni oleh anak-anak muda (baca: semangat industri kreatif Bandung ... ). Sebagian besar komunitas ini berbasis IT, fashion, musik, desain dan sastra, hingga masyarakat urban. Anak-anak muda di kota ini memiliki talenta, meskipun terkadang tidak beruntuk dari segio pendidikan formal. Selama ini mereka tumbuh tampa dukungan donasi atau batuan dari pemerintah.

" ... betapa beruntungnya kota Bandung ... " komentar seorang pelaku bisnis kreatif.


Teman, program pemerintah kali ini berhubungan dengan anak-anak muda yang kreatif (creative) atau memiliki kemampuan untuk mencipta. Mereka ini identik dengan talenta, pekerja keras, pantang menyerah, kemampuan mengidentifikasi masalah serta solusinya secara mandiri. Mereka terkadang melek informasi, kritis dan juga idealis. Oleh karenanya, pemerintah juga harus kreatif untuk mengembangkan industri Kreatif ini.

Pertanyannya (yang juga perlu kita renungkan) : apakah pemerintah akan bisa kreatif membangun Industri kreatif ?

2 comments:

Anonymous said...

Kampanye ada, Langkah nyata tidak ada. Sudah menjadi dilema selama ini.

Tapi kita semua mengerti khan maksudnya apa. Jadi...

We'll do what we can.

-Salam Kenal-

Edwar Fitri said...

Apa kabar Ivan,

Cerita klasik di negeri kita kan? Tapi ada atau tidak, komunitas industri Kreatif saya kira akan tetap eksis!

salam
edwar