Wednesday, November 28, 2012

Pendidikan Keuangan Keluarga untuk Membangun Usaha dan Keuangan Mikro



Lembaga keuangan mikro, lembaga keuangan non-bank, dan koperasi memiliki peran penting dalam  mengembangkan Usaha Mikro yang telah berkontribusi besar terhadap daya tahan perekonomian Indonesia  terhadap gejolak  krisis perekonomian global. Menurut data  usaha kecil dan mikro pertahun 2010, terdapat 53.207.601 atau 98.94% dari pelaku usaha kecil, menengah dan besar, usaha mikro mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai 90.012. 694 orang atau 91.03% dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia


Dalam  konfrensi Internasional "Microfinance Sustainability and Financial Inclusion” di Jogjakarta pada tanggal 22 – 23 Oktober 2012, ditekankan  pentingnya pengurangan kemiskinan dan pengangguran yang salah satu caranya bisa dilakukan melalui pemberian kredit mikro, untuk pengembangan usaha mikro dan juga pentingya gerakan financial inclusion.  


Dalam isu Financial Inclusion, apa yang bisa kita lakukan? 

Salah satu cara dalam gerakan Financial Inclusion untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional adalah dengan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga melalui Pendidikan keuangan Keluarga.   

Pandangan ini didasarkan atas asumsi bahwa inti dari masyarakat atau kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat  adalah keluarga,  segala sesuatu yang terjadi di tengah-tengah masyarakat diawali dengan sejauh mana keadaan dan kondisi dari anggota-anggota keluarga.   Kondisi masyarakat yang baik akan tercipta jika keadaan keluarga dalam situasi yang baik pula.

Pendidikan keuangan  akan memberikan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan mendorong perubahan sikap mengenai bagaimana merencanakan dan mengelola keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga 

Mengapa Penting?

  • Bagi masyarakat kecil, Pendidikan Keuangan  (Financial Education for The Poor) merupakan salah satu cara yang dinilai efektif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Ketika masyarakat miskin telah memiliki pengetahuan yang baik dalam mengelola uang, maka mereka akan mampu membuat perencanaan keuangan untuk kebutuhan sehari-hari dan mengantisipasi kebutuhan keuangan di masa mendatang, mereka akan lebih cerdas ketika berhubungan dengan isntitusi keuangan, khususnya bagaimana mereka bersikap terhadap  biaya yang tidak terduga dan  hutang
  • Pendidikan keuangan  merupakan salah satu cara bagi Lembaga Keuagan Mikro (LKM)  atau Lembaga keuangan Non Bank, untuk mengedukasi  prilaku yang mendorong  nasabah untuk  tepat waktu mengembalikan pinjaman dan memperoleh pinjaman baru sehingga  mereka menjadi nasabah  yang loyal.
  • Seperti halnya LKM,  kalangan perbankan dapat memanfaatkan Pendidikan   keuangan sebagai  media  program Customer Satisfy dalam bentuk edukasi  untuk  mempromosikan produk-produk  mereka dan juga menciptakan nasabah yang loyal 
  • Bagi BDS Provider, tentunya Pendidikan keuangan bisa dijadikan sebagai salah satu produk BDS untuk memenuhi peran mereka meningkatkan daya saing LKM dan dapat menciptakan income apabila di jual secara komersial (jasa pendidikan  keuangan)

Pendidikan Keuangan,... menarik bukan?





No comments: